Pro Blogger Templates

2 Penyesalan Hidup

Memang benar kalimat yang mengatakan bahwa penyesalan itu datangnya di akhir, yang di awal itu ya pendaftaran. Tapi tulisan kali ini aku tidak mau menyebutnya sebagai penyesalan, karena penyesalan hanya akan membawa kita kepada sesuatu yang tiak bisa diulang kembali dan justru membuat kita merasa bersalah. Menyesal itu boleh, tapi secukupnya saja tiadak perlu sebuah penyesalan membuat hidup jadi semakin tertekan dan frustasi.

Aku sendiri gak bakal mengira kalau ternyata sekarang internet menjadi sesuatu yang sangat mendunia. Apa-apa semuanya sekarang serba internet, belanja lewat internet, belajar lewat internet, mau piknik pesan tiket kerta dan pesan hotel lewat internet, sakit bisa tanya dokter di internet, nanti obatnya dikirim lewat aplikasi yang diaskses juga lewat internet. Pokoknya sekarang semuanya serba internet dan mudah. Asal kita tau bagaimana cara menggunakan dan kalaupun tidak tau maka mau belajar menggunakan internet, maka semuanya jadi serba mudah dan gampang. Bahkan aku sekarang pun seperti nulis jurnal harianku ini di internet, padahal dulu masa awal 2000, ketika masih sekolah di pesantren hingga lulus aku masih menulis jurnal harianku di buku yang aku beli. Sekarang tidak perlu beli buku lagi untuk menulis jurnal harianku kalau pengen meluapkan apa yang ada di dalam pikiran dan hati.

Gambar : unsplash
Seandainya dulu aku tau internet bakal mendunia seperti sekarang ini, maka dulu aku pasti akan fokus untuk belajar semua hal yang berhubungan dengan internet. Kuliah yang berhubungan dengan dunia internet, bahkan kerja di dunia internet. Semua berawal dari tahun 2005 ketika aku di pesantren diajari tentang website dan internet tentunya. Ketika itu aku sangat senang dan hampir setiap hari ke tempat kursus komputer dan bahasa Inggris yang lokasinya masih di dalam komplek pesantren untuk mempraktikan apa yang sudah diajarkan oleh guru kurususku setiap hari selasa dan kamis. Mulai dari membuat email Yahoo, kemudian minta temen untuk diundang agar bisa membuat email Gmail yang waktu itu masih jarang digunakan dibandingkan Yahoo. Lalu belajar membuat website dengan menggunakan Frontpage yang dulu masih satu paket dengan Microsoft Office, kemudian aku upload websiteku itu dengan hosting di Geocities yang dulu miliknya Yahoo.

Aku juga belajar membuat blog, dulu masih menggunakan blog di Multiply.com dan juga Blogdrive sebelum kenal dengan Wordpress serta Blogger (Blogspot). Sepertinya semua blog lawasku sudah hilang entah kemana. Multiply itu menurutku hampir sama dengan Tumblr kalau sekarang ini. Karena di Multiply kita bisa upload foto, musik, dan tentunya tulisan juga, sedangkan Tumblr juga seperti itu. Untuk sosial media sendiri aku dulu punya MySpace sebelum facebook menjadi publik seperti sekarang ini.

Padahal modal awal aku kenal dengan internet ketika itu sudah lumayan, udah bisa membuat website meskipun stastis dari tahun 2005. Udah ngerti ngeblog juga, apalagi memiliki sosial media yang saat itu lagi booming dan bisa gonta ganti skin layaknya karakter dalam game jaman sekarang. Namun sayangnya, aku hanya bisa dasarnya saja, aku tidak kepikiran apakah internet akan seperti sekarang pada waktu itu. Seandainya aku bisa kuliah di jurusan informatika atau sejensinya, meskipun aku dulu adalah anak IPS. Aku beneran tidak pernah kepikiran dan tidak punya pandangan ke masa depan soal internet pada waktu itu.

Satu hal lagi yang membuat aku merasa gregetan dengan diriku sendiri adalah fotografi. Aku sudah suka ngefoto kegiatan sejak aku masih di pesantren juga, kira-kira tahun 2006an saat aku sudah bisa jadi panitia berbagai kegiatan kepramukaan. Aku juga sering meminjam kamera kodak yang isinya roll film itu dari temenku anak Demak. Aku beli roll film sendiri di pasar Muntilan yang ASA 200 atau 400. Lalu dilanjutkan saat aku kuliah di jurusan Teknologi Pendidikan ada mata kuliah fotografi. Aku juga sering meminjam kamera dari jurusan karena waktu itu aku belum punya uang untuk membeli kamera sendiri. Hampir setiap kegiatan di kampus aku sering ngefoto, belum lagi kalau ada kegiatan yang dilaksanakan oleh jurusan aku beranikan diri untuk meminjam kamera ke jurusan untuk sekedar jepret2 dan melampiaskan rasa penasaranku terhadap kamera.

Setelah kerja dan punya duit aku sempet beli kamera saku kemudian kamera DSLR yang akhirnya aku jual karena sudah mulai terasa tidak enak dipakainya kemudian ganti dengan kamera mirrorless yang pada waktu itu belum seramai sekarang. Pertanyaanku lagi-lagi kenapa aku kok tidak fokus ke hobiku atau kesukaanku ini ya. Seandainya aku bisa fokus dan berani mengambil resiko dengan menginvestasikan waktu dan uangku untuk terus belajar dan menambah peralatan mungkin sekarang aku bisa jadi fotografer yang terkenal, tidak hanya fotografer sekolah yang dibayar seadanya.

Dua hal itu yang membuat hidupku sekarang gregetan dan merasa bahwa kalau aku menyukai sesuatu harusnya aku bisa fokus dan menginvestasikan diriku dalam hal itu. Nah, kali ini aku lagi suka dengan dunia investasi terutama saham yang sudah aku mulai dari tahun 2017 akhir. Semoga aja kali ini aku bisa fokus dan terus menginvestasikan diriku untuk belajar dan terus berusaha agar menjadi investor dan trader yang bisa menghasilkan uang banyak dari pasar saham. Aku gak mau dua hal yang sebelumnya aku sukai dan gagal itu juga terjadi dengan apa yang sedang aku sukai sekarang. Pokoknya kali ini aku harus sukses dalam dunia yang sedang aku sukai, yaitu saham.

Gambar : unsplash
Karena akhir-akhir ini aku sering kepikiran dan merasa gak nyaman dengan suasana sekolah tempatku kerja. Aku harus menyiapkan diri bila kapan saja aku harus keluar dari sekolah tempat kerjaku dengan menjadi orang yang bisa menghasilkan banyak uang dari saham. Aku juga sering berpikir bahwa saham ini bener-bener memberikan uang tanpa kita harus kerja capek-capek. Sebenernya akupun sudah menikmati hasil dari saham yang aku punya. Aku menikah ya juga karena aku punya saham, aku bisa santai saat seharusnya aku sudah gajian tapi belum diberikan gaji dari tempat aku kerja ya itu karena aku punya saham sebagai back-up-ku. Seandainya aku tidak punya saham, sekarang mungkin aku tidak punya duit sepeserpun untuk mencukupi kebutuhan hidup istriku dan aku. Belum lagi istriku sedang hamil 5 bulan, itu artinya pertengahan tahun ini aku punya anak yang juga membutuhkan uang untuk biaya persalinan dan biaya yang lainya nanti.

Aku sampai terpikirkan nanti kalau anakku cewek pengan aku kasih nama yang berhubungan dengan dunia saham. Entah namanya apa yang pasti untuk saat ini aku sudah punya satu nama yang bisa aku gunakan untuk anakku kalau anakku cewek, tentunya namanya nanti berhubungan dengan saham. Bisa jadi namanya Sri Rejeki seperti saham yang dulu pertama kali aku beli saat awal kenal dengan dunia saham, atau bisa juga aku kasih nama yang lain yang mungkin bakal kepikiran suatu saat nanti, hehehe.

Semoga aja kali ini aku bisa fokus dan serius menggeluti dunia saham dan akhirnya akupun sukses. Karena aku sudah membayangkan bagaimana nanti kesuksesanku dalam dunia saham ini. Bismillah!!