Aku di Saat IHSG Terjun Bebas
Jumat lalu aku membaca sebuah artikel berita dari website berita kontan.co.id yang memberitakan tentang IHSG yang ambrol namun Lo Kheng Hong (LKH) justru malah lagi jalan-jalan di kota Cirebon dan kuningan sambil berwisata kuliner tentunya [baca disini].
Dalam berita itu disebutkan bahwa saat ini (Jum'at, 28 Februari 2020) IHSG ditutup terjun bebas ke posisi 5.539,38 padahal pada awal tahun ini IHSG masih di posisi 6ribu lebih, sedangkan sekarang sudah turun ke posisi 5ribu dan bisa jadi minggu depan makin merosot hingga harga 4ribu. Dalam waktu dua bulan hingga akhir bulan ini IHSG sudah rontok lebih dari 12,13% sejak awal tahun hingga jumat, 28 Februari 2020.
Salah satu penyebab yang membuat IHSG rontok adalah virus corona yang semakin menyebar dan terakhir yang aku baca beritanya adalah sudah sampai ke Arab Saudi hingga pemerintah Arab Saudi menghentikan sementara kegiatan Umroh dari negera lain termasuk Indonesia.
Saat IHSG lagi rontok-rontoknya, sang investor kawakan Lo Kheng Hong justru malah asik sedang berwisata di Cirebon dan Kuningan seperti yang diberitakan oleh kontan.co.id di atas. Dalam berita itu disebutkan bahwa LKH tidak merasa panik seperti paniknya aku ketika tau bahwa portofolioku telah rugi berpersen-persen.
Di artikel itu juga Lo Kheng Hong berpesan agar kita berintestasi dalam kondisi yang jelek seperti sekarang ini dan menjual saat kondisi bagus kelak (Invest in bad times and sell in good times). Karena menurut beliau saat-saat seperti ini banyak sekali harga saham yang menjadi murah dan jadi terjangkau oleh banyak investor karena telah mengalami kemerosotan harga yang signifikan dari harga sebelumnya.
Nah, yang pengen aku komentari adalah pesan LKH tersebut khususnya bagi aku sendiri yang juga lagi belajar berinvestasi dan trading di pasar saham yang sekarang ikutan terjangkit virus corola.
Menurutku bagi investor sekelas LKH dan investor lain yang memiliki modal banyak pesean LKH di atas memang sangat bagus dan bisa langsung diimplementasikan saat pasar buka minggu depan. Namun bagi aku yang notabene adalah investor modal pas-pas-an bahkan mungkin bisa disebut dengan investor modal apa adanya, atau juga disebut investor modal kekurangan karena modal yang aku gunakan untuk investasi adalah hasil dari kerjaku tiap bulan yang tidak lebih dari 10% gaji yang aku terima. Sementara saat ini semua portofolioku sudah merah merona ikutan terkena ganasnya virus corola yang diberitakan juga ikut menyerang perdana menteri dan wakil presiden Iran.
Nah, saat IHSG lagi anjlok seperti ini memang bagus untuk membeli sebanyak-banyaknya saham-saham bagus di bursa efek. Tapi sekali lagi, sayangnya modal atau duit yang aku miliki di RDN ataupun di tabungan sudah tidak ada alokasi untuk membeli saham lagi, kalau untuk bayar cicilan kendaraan memang masih ada karena itu aku khususkan. Saat-saat seperti ini adalah saat-saat yang ngenes bagi aku yang investor modal kekurangan.
Tapi aku juga bisa belajar dari kejadian ini bila nanti kelak kapan terjadi lagi kondisi IHSG merosot seperti sekarang ini. Aku harus mengalokasikan beberapa persen dana berhenti untuk antisipasi IHSG di saat seperti ini. Misal dari 100% aku alokasikan 25% setiap bulannya untuk dana darurat IHSG untuk saat-saat seperti sekarang ini agar aku ketika portofolio lagi memerah aku masih bisa membeli saham yang bagus untuk aku investasikan lagi dan lagi setiap bulannya. Nah, bila ternyata IHSG tidak terjadi kemerosotan makan dana 25% itu bisa aku belikan saham untuk menambah porotofolioku.
Ternyata tidak hanya dana darurat dalam kehidupan saja seperti yang banyak digembor-gemborkan oleh para financial planner saat memberikan nasehat agar setiap orang menyiapkan dana darurat untuk kehidupan pribadi ataupun keluarganya. Namun ternyata dalam berbisnis saham aku pikir kita juga perlu untuk menyiapkan dana darurat agar di saat seperti ini kita masih tetap bisa beli saham dengan harga yang murah meriah.
Namun apakah kita bakal tahan dari godaan untuk tidak menggunakan dana darurat saham itu ?