Pro Blogger Templates

Indikator Stochastic Saham

Dalam membaca pergerakan saham dengan menggunakan grafik di aplikasi apapun, entah itu aplikasi yang harus online 24 jam sehari ataupun hanya aplikasi yang online untuk update data pasar saja tidak perlu 24 jam, pada dasarnya kedua jenis aplikasi tersebut sama-sama digunakan untuk menganalisa pergerakan harga saham oleh para investor maupun oleh trader.

Untuk menganalisa saham, para trader dan investor tidak hanya menggunakan grafik harga saham saja, namun juga menggunakan beberapa indikator yang ada. Salah satu indikator yang menurutku termasuk indikator gampang untuk dipahami dan digunakan adalah indikator Stochastic.  Indikator stochastic ini tidak hanya digunakan oleh para trader dan investor saham saja, tapi juga oleh trader bitcoin, forex dan komoditi yang ada di seluruh dunia.

ads here

Berapa hari terakhir ini aku mencoba membaca saham dengan hanya berfokus kepada satu indikator yaitu indikator stokastik ini. Alhasil tidak semua analisa yang aku lakukan seratus persen benar tapi juga tidak seratus persen salah.Untuk melihat hasil analisaku dengan satu indikator ini bisa di lihat di twitterku yang aku pin di paling atas profilku.
Indikator stokastik adalah salah satu indikator momentum, dimana indikator ini digunakan untuk membaca apakah harga sebuah saham sudah mencapai jenuh beli (overbought) ataupun sebaliknya mencapai jenuh jual (oversold). 

Jenuh beli (overbought) sendiri adalah keadaan dimana para pelaku pasar modal yaitu trader dan investor sudah mulai jenuh (bosan) karena sudah terlalu banyak membeli saham dan kalau kataku sih ini adalah saaatnya untuk menjual saham-saham yang sudah mereka miliki, sehingga pada waktu berikutnya maka harga saham yang tadinya naik akan berubah menjadi turun di hari berikutnya. Dengan kata lain, kalau para pembeli saham sudah memiliki saham banyak dan duit sudah mulai menipis, maka tindakan yang harus dilakukan adalah menjual saham-saham itu agar punya duit lagi. 

Sebaliknya dengan oversold atau jenuh jual, adalah keadaan dimana para investor ataupun trader sudah kehabisan stok saham karena sudah terjual semua sementara duit hasil jualan mereka sudah terkumpul banyak. Itu artinya ini adalah saatnya untuk kembali membeli saham-saham yang ada guna mencari keuntungan kembali dari pasar modal. 

Jenuh atau bosan juga bisa dikatakan kondisi dimana keadaan sudah mencapai puncak atapun mencapai batas terendahnya sehingga harus terjadi perubahan agar kejenuhan tidak terus menerus melanda. 

Nah, untuk membaca indikator stokastik sendiri ada caranya, dan mari kita bahas sedikit bagaimana cara membaca indikator stokastik yang gampang ini. 

Pertama lihat gambar di bawah ini terlebih dahulu yaitu gambar yang menunjukan area overbought (jenuh beli) dan oversold (jenuh jual) pada indikator stochastic.

Gambar 1 : area oversold & overbought di tradingview
Pada gambar di atas area overbought berada di atas garis 80.000 / 80% kalau pada aplikasi lain seperti chartnexus, sedangkan aplikasi yang aku pakai di atas adalah tradingview bawaan dari aplikasi online trading sekuritas tempat aku membuat akun. Sedangkan area jenuh jual (oversold) itu berada di area di bawah garis 20.0000 / 20% atau kebalikan dari area overbought yang ada di paling atas tampilan indikator ini.

Gambar 2 : aplikasi chartnexus
Sebenernya kalau sudah paham indikator ini, mau pakai aplikasi apapun itu tidak masalah, yang penting adalah pemahaman kita terhadap indikator yang digunakan. 

Sekarang kini giliran membaca garis indikatornya, yaitu garis berwarna biru dan merah pada indikator stochastic yang sedang kita pelajari saat ini. Karena indikator ini untuk membaca momentum untuk membeli dan menjual saham, maka kita harus bisa membaca indikator ini guna mengetahui kapan waktu untuk membeli dan menjual saham sesuai dengan tanda-tanda yang diberikan oleh sang indikator stochastic. 
Gambar 3 : saat jual dan beli
Nah, untuk membeli saham adalah saat indikator ini sudah menunjukan tanda-tanda oversold, yaitu garis biru menembus garis merah seperti contoh gambar di atas garis merah. Sebagai peringatan warna garis bisa diubah sesuai dengan kemauan yang pembaca indikator. Nah kalau saya menggunakan warna garis merah dan biru. Garis merah itu %D sedangkan garis biru adalah %K. Berbeda lagi kalau di chartnexus, dimana ada tiga garis yaitu garis %K, garis smoothed %D dan garis %D. Biasanya aku menggunakan garis %K garis terpotong-potong warna hitam (di chartnexus gambar bawah klik untuk memperbesar gambarnya) yang parameternya 14 itu sebagai penanda apakah besok sahamnya akan naik atau turun. Atau untuk membaca apakah saham ini  besok bakal kemana, apakah akan mengalami perubahan dari oversold  atau sebaliknya. Garis putus-putus ini juga aku gunakan untuk membaca apakah besok mau ngejual saham yang aku punya atau membeli saham yang aku incer.
Gambar 4 : warna garis di chartnexus
Kalau tadi oversold, maka overbought adalah kebalikanya, dimana ini adalah tanda saatnya kita untuk menjual saham yang dipunyai agar tidak merosot lebih tajam. Tandanya adalah garis merah menembuh ke bawah garis biru (lihat gambar 3). Atau kalau di chartnexus garis putus-putus hitam itu sudah mulai mengarah ke bawah dengan catatan kondisi sudah di area overbought.

Gampang kan dipahami indikator yang satu ini. Tapi inget ini hanya indikator bisa saja salah memberikan sinyal sehingga kita harus juga mengkombinasikan indikator yang satu ini dengan indikator lain semisal MACD ataupun indikator lain yang pembaca pelajari. Karena pada prinsipnya belajar teknikal itu memang memerlukan jam terbang yang lumayan banyak, sedangkan indikator ini baru satu saja sementara masih banyak indikator lain yang belum dipelajari satu persatu. 

Belajar saja dulu satu indikator lalu belajar yang lain dan dikombinasikan antara indikator satu dengan yanglainya agar menghasilkan sinyal yang lebih kuat untuk membeli ataupun menjual saham.
coinpayu